Setelah dari kemarin lusa satu angkatan berada dalam satu studio, akhirnya kita terpisah pada mata kuliah mekanika teknik. Sempat bingung awalnya karena kelas yang kutahu hanya studio SB-301. Aku juga sempat frustasi mencari kelas karena pada situs integra tertuliskan ruang SA-303, tapi ternyata ketika aku dan teman-temanku datang ke sana, pintu kelas masih terkunci. Lima belas menit menunggu, akhirnya pak penjaga datang untuk membuka pintu.
Pukul tujuh tepat. Seperti mahasiswa baru pada umumnya, kami selalu tepat waktu. Dan seperti dosen sibuk pada umumnya, dosenku kali ini terlambat juga. Sepuluh, lima belas, hingga dua puluh menit tak kunjung tampak sang dosen. Asal tahu saja batas toleransi siswa lima belas menit, sedangkan dosen tiga puluh menit (kata Pak Tun: ini tidak adil, harap maklum). Lewat itu, tidak ada kuliah.
Waaa sudah tiga puluh menit, gimana nih? Dosennya belum datang. Lewat tiga menit, akhirnya dosen yang ditunggu-tunggu tiba. Huft, lega.
Namanya Pak Hendri kalau nggak salah (sori kalau salah pak, habis suaranya kecil sekali). Masih muda, badannya gede, tapi wajahnya childish, hohoho. Pak Hendri adalah dosen teknik sipil. Kata beliau, arsitek sama teknik sipil ini sering sekali "bentrok" kalau kerja. Kadang, desain si arsitek yang "gila" susah sekali diperhitungkan konstruksinya oleh teknik sipil. Jadi ya gitu, bentrok terus.
Kuliah hari ini belajar tentang konstruksi bangunan.
Struktur topang beban secara umum adalah plat lantai -> balok -> kolom -> perletakan.
Untuk membuat desain konstruksi, kita harus memperhitungkan M, N, D :
- gaya momen (M)
- gaya normal (N)
- gaya lintang/ geser (D)
Inilah yang kudapat hari ini...
Update: namanya Pak Rendy :p
No comments:
Post a Comment