Tuesday, 16 August 2011

Penerimaan Resmi Mahasiswa Baru

Akhirnya jadi mahasiswa resmi ITS. Setelah melakukan serangkaian tes (TPA, EFL, Psikotes) dan mendapat informasi detail mengenai ITS melalui IPITS (Informasi dan Pengenalan ITS), akhirnya para mahasiswa baru, termasuk aku, diterima secara resmi di ITS oleh senat ITS. Senang, bangga.


Dibuka dengan tari Galuh Pakuan yang menawan, persembahan dari mahasiswa ITS (tarinya lucu). Lalu dilanjutkan dengan sosialisasi berlalu lintas oleh pak polisi (?). Nampaknya ini awal-awal kebosanan para maba (mahasiswa baru), mendengarkan sosialisasi tata cara lalu lintas yang super monoton. Setelah itu dilanjut bahaya narkoba dan NII (???). Entah kenapa jadi ngantuk, mungkin karena penyampaian materi yang oldschool jadinya membosankan. Acara yang harusnya jadi acara penting bagi para mahasiswa baru di mana pun, malah jadi acara "formalitas".


Setelah cukup banyak yang tekantuk-kantuk, tibalah PSM (Paduan Suara Mahasiswa) ITS mencairkan suasana, menyanyikan Hymne ITS. Para maba sontak bersorak mendengar kata hymne ITS, mungkin karena lagunya seru hahaha. Setelah hymne ITS, Bungong Jeumpa dan Marencong-rencong dinyanyikan dengan suara yang harmoni dan semangat.


Suasana kembali hangat. PSM ITS berhasil membuat para maba kembali duduk tegap di kursinya. Tiba-tiba datang para senat dan ini tanda sebentar lagi kita akan diresmikan jadi mahasiswa daaaaaan...




...kita sudah jadi mahasiswa resmi ITS. Plokplokplokplok, maba bertepuk tangan dengan semangat. Tapi, suasana seperti ini tak berlangsung lama. Karena setelah acara penerimaan usai, Prof. Dr. Ir. Abdullaf Shahab, MSc. mengisi kuliah umum untuk para maba. Maba kembali pada kegiatan awal sebelum PSM masuk. Ada yang ndengerin lagu pakai headset, ada yang nggambar, ada yang ngobrol, tidur, dan lain-lain. Tapi masih banyak juga kok yang mau mendengarkan kuliah umumnya. Aku? Mengamati orang-orang, hahahaha.


Sebenarnya kulia umumnya sangat bagus. Intinya tentang pendidikan di Indonesia yang salah "kiblat". Kata beliau, pendidikan kita seyogyanya tidak sama dengan pendidikan bangsa lain karena seharusnya pendidikan mengakar pada apa yang kita miliki. Dipikir-pikir benar juga. Selama ini kita belajar banyak hal di sekolah tapi kebanyakan tak berguna. Kata beliau lagi, untuk apa kita belajar Napoleon? Mending kita belajar sejarah rambutan atau manggis yang bisa kita gunakan untuk mengangkat kehidupan ekonomi bangsa dan negara. Wow, menyadarkan jiwa-jiwa yang tersesat dalam arus kapitalis, sayang tak semuanya mau mendengar kuliah umum beliau.


quote of the day:
ilmu tidak diperuntukkan untuk semua orang.
~ Prof. Dr. Ir. Abdullaf Shahab, MSc ~

No comments:

Post a Comment