Monday 5 September 2011

Komunikasi Arsitektur

Kuliah pertama, rasanya excited banget. Waktu sampai di kampus, ternyata baru dua orang yang hadir, aku yang ketiga. Hooo.Tapi baguslah, setidaknya masih bisa memonopoli udara pagi pertama di kampus arsitektur.

Pukul tujuh, dosen belum masuk ke kelas. Aku sempat berpikir untuk memanggil dosen ke ruang guru, seperti yag biasa dilakukan temanku semasa SMA ketika guru belum masuk ke kelas. Tapi untungnya, belum selesai mikirnya, sang dosen sudah berdiri di depan pintu.

Namanya Pak Wawan, lengkapnya ku tak tahu. Aku masih teringat kata para senior waktu buber dulu. "Pak Wawan itu charming, banyak mahasiswa yang ngefans sama dia," begitu katanya. Ternyata memang benar, orangnya baik, lucu, dan ramah. Hidupnya terasa sangat bahagia, hahaha.
Komars (komunikasi arsitektur), kata beliau, adalah bahasanya para arsitek. Gampangannya, ketika dulu waktu bayi, kita cukup bila "aem", pasti orang tua kita langsung mengerti bawa kita sedang lapar dan ingin makan. Sejenis dengan itu, arsitek punya "bahasa" resmi yang diakui internasional sebagai acuan gambar teknik. Sehingga bila kita berjumpa dengan arsitek beda bangsa, arsitek tersebut dapat mengerti maksud dari gambar kita, karena adanya "bahasa internasional" tadi. Nah, di komars inilah dipelajari "bahasa" itu, mulai dari jenis garis, arsiran, dll.

Setelah menjelaskan secuil dari komars, beliau kini menjelaskan tentang skema pembelajaran dan peralatan yang harus disiapkan untuk mata kuliah komars ini. Jadi setiap hari, sebagai awalan dari mata kuliah komars, kita diperintahkan untuk menggambar di buku latihan yang berisikan kertas HVS ukuran A3, berisikan kurang lebih 40 lembar, dijilid spiral. Lalu, ada yang namanya tugas mingguan. Medianya, A3 kertas gambar, bukan HVS seperti buku latihan tadi. Setelah itu tugas kecil yang diadakan sekitar minggu ke-8. Dan yang terakhir TUGAS BESAR sebagai evaluasi kita. 
"Jadi arsitektur itui tidak ada ujian akhir, ya ini ujiannya," kata Pak Wawan.


Lalu, daftar "amunisi":
  • pensil HB, 2B, 4B, 6B (alhamdulillah yang ini sudah punya semua)
  • pensil warna 36 warna, watercolor (alhamdulillah ini juga sudah punya, hehehe)
  • Spidol "SNOWMAN" 24 warna
  • drawing pen: 0.1 ; 0.3 ; 0.5 ; 0.8

Cukup banyak ternyata....... tapi tak apa, semangat!!! hehehe
Seusai menjelaskan barang-barang, beliau tiba-tiba membagikan kertas F4 satu persatu kepada kami dan menyuruh para maba menggambar rumah idaman. Jujur aku rada shock mendengarnya, aku tak siap. Aku ngantuk. hehehe. Ya tapi aku tak punya wewenang menghentikan perkuliahan seenaknya seperti para pejabat memboikot rapat paripurna, maka mau tak mau aku harus menggambar dan seperti dugaanku hasilnya agak mengecewakan. Biasa banget, nothing special. Dan juga, gambarnya nggak aku banget. Kaku, bersih, dingin, pokoknya parah lah. Mungkin aku harus ngurangi kebiasaan tidur...


Semangat! Semua untuk masa depan!
Oh iya kelupaan, kata Pak Wawan jadi ARSITEK itu KUDU DISIPLIN!


quote of the day:
tidak ada yang sulit selama anda mau dan tekun berlatih.
~ Pak Wawan ~

No comments:

Post a Comment